Bandung, 25 Agustus 2023 – Dalam pembukaan Munas III Sapma Pemuda Pancasila di Trans Luxury Hotel, Bandung, beberapa tokoh terkemuka Indonesia telah memberikan pesan-pesan yang menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan kesatuan dalam menghadapi tantangan bonus demografi yang sedang dihadapi oleh negara ini. Dalam acara ini, Dito Ariotedjo dan Aulia Arief mengilhami generasi muda untuk berperan aktif dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan berwirausaha dan berkolaborasi.
Generasi muda, termasuk yang berada dalam organisasi kepemudaan, harus mengupgrading diri dan masuk ke dunia kewirausahaan, dunia usaha kreatif, dan lainnya sebagai upaya menghadapi tantangan ke depan dan usaha menyukseskan visi Indonesia Emas 2045
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, dalam pidatonya mengajak generasi muda untuk mengambil bagian dalam usaha menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi dunia. Dia menyoroti pentingnya memanfaatkan periode bonus demografi yang sedang dialami oleh negara. “Kita harus belajar dari Korea di mana mereka bisa menghadapi tantangan bonus demografi dengan sukses, dan juga belajar dari ketidaksuksesan beberapa negara dunia dalam memanfaatkan bonus demografi mereka,” ujarnya.
Dengan bonus demografi diproyeksikan mencapai puncaknya pada periode 2025-2030, masih terdapat peluang besar untuk memanfaatkan potensi generasi muda dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Pada tahun tersebut, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 309 juta jiwa. “Generasi muda atau generasi produktif akan memiliki komposisi sampai 60 persen,” ungkap Dito.
Pesan kolaborasi dan kesatuan juga ditekankan oleh Aulia Arief, Ketua Umum Pengurus Pusat Sapma Pemuda Pancasila. “Karena Indonesia hanya bisa dibangun dengan gotong royong, kita tidak bisa membangun Indonesia secara sendiri-sendiri, tapi harus selalu berpegangan, karena itulah yang dipegang oleh burung Garuda yakni Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi kita tetap satu,” tegas Aulia.
Kedua tokoh ini memberikan pandangan bahwa kolaborasi antarlembaga, pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta menjadi kunci sukses dalam mengoptimalkan potensi bonus demografi. Semangat toleransi dan persatuan di tengah keragaman budaya, suku, dan agama di Indonesia diyakini dapat menghasilkan sinergi yang kuat dalam pembangunan.
Dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045, pesan-pesan ini menjadi pendorong bagi generasi muda dan semua elemen masyarakat untuk bersatu, berkolaborasi, dan mengambil peran aktif dalam pembangunan negara. Dengan memanfaatkan bonus demografi dengan bijak dan menerapkan semangat persatuan dalam setiap aspek kehidupan, Indonesia berada pada jalur untuk mencapai tujuannya sebagai salah satu pusat ekonomi dunia yang berkelanjutan dan inklusif.