Pemudapancasila.org – Sidoarjo — Suasana religius dan penuh kebersamaan terasa hangat dalam acara Bengkel Akhlak Rutinan Rabu Pahing yang digelar pada Rabu, 30 April 2025, di Jalan Nangka 2 RT 33 RW 3, Kelurahan Geluran, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Kegiatan ini menjadi ruang silaturahmi sekaligus penguatan spiritual bagi kader Pemuda Pancasila, khususnya PAC Taman, yang dipimpin oleh Cak Ambon.
Acara yang dirangkai dengan pengajian dan terapi pengobatan gratis oleh Gus Yusup dari Pondok Pesantren Lirboyo itu turut menghadirkan tokoh-tokoh penting, di antaranya Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Sidoarjo Abah Mursidi beserta jajarannya, para Ketua PAC se-Kabupaten Sidoarjo, Forkopimka Kecamatan Taman, serta para tokoh agama dan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Cak Ambon menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran seluruh tamu undangan. Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai rutinitas, melainkan sebagai bentuk upaya pembinaan moral dan spiritual bagi anggota Pemuda Pancasila.
“Rutinan Rabu Pahing ini kami gelar setiap bulan, berpindah-pindah lokasi, sebagai bentuk komitmen kami dalam menjaga nilai-nilai akhlak dan spiritualitas. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan Pemuda Pancasila yang berkenan hadir. Semoga ajaran para guru kita menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki diri ke depan,” ujar Cak Ambon.
Sementara itu, Abah Mursidi dalam sambutannya menyampaikan pesan moral yang dalam bagi seluruh kader Pemuda Pancasila. Ia mengajak agar organisasi Pemuda Pancasila tidak hanya dikenal karena kekuatan soliditasnya, namun juga karena kontribusinya dalam pembangunan karakter bangsa.
“Pemuda Pancasila Sidoarjo harus bisa menjadi pelopor kebaikan, menjadi penyejuk di tengah masyarakat, serta hadir untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan. Jika kita tidak bisa menjadi putih, janganlah menjadi hitam. Jadilah pelita, meski kecil, tapi mampu menerangi,” tutur Abah Mursidi, disambut tepuk tangan para hadirin.
Dalam kesempatan itu pula, Abah Mursidi menceritakan kisah masa lalunya sebagai korban bencana lumpur Lapindo. Ia menyampaikan bahwa dirinya asli dari Desa Siring, Kecamatan Porong, dan harus pindah ke Jenggolo, Sidoarjo akibat dampak bencana tersebut.
“Saya tahu betul rasanya kehilangan tempat tinggal, karena saya sendiri korban lumpur Lapindo. Tapi dari situ saya belajar, bahwa hidup harus terus berjalan dan kita harus bangkit. Maka dari itu, saya berkomitmen memperkuat Pemuda Pancasila sebagai wadah perjuangan sosial dan moral,” ujarnya.
Kegiatan Rabu Pahing ini juga turut dihadiri oleh Gus Ubet, cucu dari Mbah Kyai Sahkan Sidorangu dan cucu juga dari Mbah Babarnawi Ngares Rejo.
Gus Maliki, pengasuh
Pondok Pesantren Mardhotillah, Terik, Krian, juga memberikan kajian dengan pesan mendalam.
“Janganlah kita merasa cukup hanya dengan amal, jika belum disertai keikhlasan. Dalam hidup, bukan seberapa banyak yang kita lakukan, tapi seberapa ikhlas dan konsisten kita menjalankannya,” pesan Gus Maliki dalam tausiyahnya.
Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama dan sesi terapi pengobatan gratis oleh Gus Yusup, yang disambut antusias oleh masyarakat sekitar.
Acara ini menjadi bukti bahwa Pemuda Pancasila di bawah kepemimpinan Abah Mursidi dan para ketua PAC tidak hanya bergerak di ranah sosial dan kebangsaan, tetapi juga serius dalam penguatan akhlak dan spiritualitas kader-kadernya.
[4R]